Hari Jumat adalah
hari yang sangat agung, mulia dan termasuk hari yang begitu istimewa di mata
kaum muslimin. Maka sudah selayaknya kita memuliakan hari ini dengan beberapa
tuntunan dan amalan yang telah disyari’atkan oleh Allah dan Rasul-Nya n.
Oleh karena itu, pada
edisi kali ini, akan dibahas beberapa petunjuk ringkas yang dapat dijadikan
pegangan oleh setiap muslim untuk menjadikan hari jumat begitu istimewa dan
berarti baginya. Selamat mengkaji dan mengamalkan!
TUNTUNAN
PRAKTIS HARI JUMAT
Pertama: Mandi
Di antara tuntunan
Nabi n sebelum pergi menuju
masjid untuk pelaksanaan sholat jumat adalah membersihkan badan atau mandi.
Rasulullah n bersabda:
الْغُسْلُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَاجِبٌ عَلَى كُلِّ مُحْتَلِمٍ.
Mandi hari jumat wajib bagi setiap (muslim) yang telah baligh. (HR. Muslim, no.
844)
Kedua:
Mengenakan pakaian terbagus dan memakai wewangian
Sesungguhnya Allah
Maha indah lagi menyukai keindahan. Dia suka bila seorang hamba menampakkan
nikmat yang berasal dari-Nya. Dan di antara sekian nikmat istimewa dari-Nya,
pakaian bagus dan minyak wangi sebagai rizki dari Allah yang dapat digunakan
untuk persiapan menuju sholat jumat.
Nabi n bersabda:
عَلَى كُلِّ مُحْتَلِمٍ الْغُسْلُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ، وَيَلْبَسُ مِنْ صَالِحِ ثِيَابِهِ، وَإِنْ كَانَ لَهُ طِيْبٌ مَسَّ مِنْهُ.
Hendaklah setiap (muslim) yang telah baligh mandi pada hari jumat,
mengenakan pakaian terbaiknya dan wewangian jika ia memiliki. (HR. Ahmad, no. 304)
Beliau
n juga bersabda:
لاَ يَغْتَسِلُ رَجُلٌ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَيَتَطَهَّرُ مَا اسْـتَطَاعَ مِنْ طُهْرٍ وَيَدَّهِنُ مِنْ دُهْنِهِ أَوْ يَمَسُّ مِنْ طِيْبِ بَيْتِهِ ثُمَّ يَخْرُجُ فَلاَ يُفَرِّقُ بَيْنَ اثْنَيْنِ ثُمَّ يُصَلِّي مَا كُتِبَ لَهُ ثُمَّ يُنْصِتُ إِذَا تَكَلَّمَ اْلإِمَامُ إِلاَّ غُفِرَ لَهُ مَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْجُمُعَةِ اْلأُخْرَى.
Tidaklah seseorang mandi pada hari jumat dan bersungguh-sungguh
membersihkan badannya, merapikan rambutnya dengan minyak, dan memakai wewangian
yang ada di rumahnya, lalu ia keluar (menuju masjid) dan tidak memisahkan antara
dua orang (yang duduk berdekatan), kemudian mengerjakan shalat sesuai
kesanggupannya, lalu ia diam menyimak bila imam berkhutbah melainkan akan
diampuni dosa-dosanya yang ada di antara jumat itu dengan jumat setelahnya. (HR. Bukhari, no.
843)
Ketiga:
Menyegerakan pergi ke masjid
Semakin seseorang
bersegera datang ke masjid, semakin ia akan mendapatkan balasan yang lebih
agung. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah n berikut:
مَنِ اغْتَسَلَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ غُسْلَ الْجَنَابَةِ ثُمَّ رَاحَ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ بَدَنَةَ، وَمَنْ رَاحَ فِي السَّاعَةِ الثَّانِيَةِ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ بَقَرَةً، وَمَنْ رَاحَ فِي السَّاعَةِ الثَّالِثَةِ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ كَبْشاً أَقْرَنَ، وَمَنْ رَاحَ فِي السَّاعَةِ الرَّابِعَةِ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ دَجَاجَةً، وَمَنْ رَاحَ فِي السَّاعَةِ الْخَامِسَةِ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ بَيْضَةً، فَإِذَا خَرَجَ اْلإِمَامُ حَضَرَتِ الْمَلاَئِكَةُ يَسْتَمِعُوْنَ الذِّكْرَ.
Barang siapa mandi junub pada hari jumat lalu bersegera (menuju masjid),
seolah-olah berkurban dengan seekor unta, barangsiapa datang pada saat kedua
seolah-olah berkurban dengan seekor sapi, barangsiapa yang datang pada saat
ketiga seolah-olah berkurban dengan domba jantan bertanduk, barangsiapa datang
pada saat keempat seolah-olah berkurban dengan seekor ayam, dan barangsiapa
datang pada saat kelima seolah-olah berkurban dengan sebutir telur. Bila imam
telah datang, para malaikat hadir untuk menyimak khutbah. (HR. Bukhari, no.
841, Muslim, no. 850)
Jadi, usahakan agar
kita termasuk orang-orang yang datang pertama, sehingga dapat duduk di shof
terdepan untuk mendapatkan keagungan pahala serta keutamaan shof yang berada
terdekat dengan imam.
Keempat: Berjalan menuju masjid
dengan tenang
Di antara adab menuju
masjid untuk melaksanakan ibadah shalat berjamaah –di antaranya sholat jumat-
adalah berjalan dengan tenang atau tidak tergesa-gesa. Pernyataan ini diambil
dari sabda Nabi n:
إِذَا سَمِعْتُمُ اْلإِقَامَةَ فَامْشُوْا إِلَى الصَّلاَةِ وَعَلَيْكُمْ بِالسَّكِيْنَةِ وَالْوَقَارِ.
Apabila kalian mendengar iqamat, maka berjalanlah menuju shalat dengan
tenang dan perlahan-lahan. (HR. Abu Dawud, no. 343. Lihat: Shahih al-Jami’, no. 6066)
Kelima:
Melaksanakan shalat tahiyyatul masjid
Ketika seseorang
masuk masjid dalam rangka menghadiri sholat jumat, sebelum duduk, hendaklah ia
mengerjakan sholat dua rokaat, meskipun imam sedang berkhutbah. Rasulullah n bersabda:
إِذَا جَاءَ أَحَدُكُمْ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَاْلإِمَامُ يَخْطُبُ فَلْيَرْكَعْ رَكْعَتَيْنِ وَلْيَتَجَوَّزْ فِيْهِمَا.
Jika seorang dari kalian datang pada hari jumat sementara imam sedang
berkhutbah, hendaklah ia mengerjakan shalat dua rokaat dengan meringankan
shalatnya itu. (HR. Bukhari, no. 1113, Muslim, no. 875)
Keenam: Meninggalkan jual beli
sebelum adzan jumat
Diharamkan melakukan
transaksi jual beli setelah adzan jumat dikumandangkan. Dalilnya adalah firman
Allah ta’ala berikut:
Wahai orang-orang
yang beriman, apabila kalian diseru untuk menunaikan shalat jumat, maka
bersegeralah kalian kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. (QS. al-Jumu’ah: 9)
Ketujuh:
Mendekati imam dan menyimak khutbah dengan seksama
Hendaklah berusaha
untuk mendapatkan tempat duduk atau shof yang paling dekat dengan imam agar
dapat mendengarkan khutbah dengan seksama. Nabi n bersabda:
اُحْضُرُوا الذِّكْرَ وَادْنُوْا مِنَ اْلإِمَامِ، فَإِنَّ الرَّجُلَ لاَ يَزَالُ يَتَبَاعَدُ حَتَّى يُؤَخَّرَ فِي الْجَنَّةِ وَإِنْ دَخَلَهَا.
Hadirilah khutbah dan mendekatlah kepada imam, sebab tidaklah seseorang
terus menjauh, hingga akhirnya ia akan diakhirkan (masuk) ke dalam surga
sekiranya ia memasukinya. (HR. Abu Dawud, no. 1108, Ahmad, 7/11. Lihat: Shahih al-Jami’,
no.200)
Kedelapan: Memperbanyak sholawat
Di antara adab dan
tuntunan hari jumat, disyariatkan bagi setiap muslim untuk memperbanyak
sholawat kepada Nabi n.
Demikianlah yang pernah Rasulullah n wariskan kepada para sahabatnya hingga sekarang ini. Di sela-sela
menjelaskan keutamaan hari jumat Rasulullah n bersabda:
فَأَكْثِرُوْا عَلَيَّ مِنَ الصَّلاَةِ فِيْهِ فَإِنَّ صَلاَتَكُمْ مَعْرُوْضَةٌ عَلَيَّ.
Maka perbanyaklah sholawat kepadaku pada hari itu, karena sholawat kalian
akan disampaikan kepadaku.
Para sahabat
bertanya, ”Wahai Rasulullah, bagaimana sholawat kami akan disampaikan kepadamu,
padahal engkau telah menjadi tanah?”
Rasulullah n menjawab:
إِنَّ اللهَ حَرَّمَ عَلَى اْلأَرْضِ أَجْسَادَ اْلأَنْبِيَاءِ.
Sesungguhnya Allah mengharamkan bumi (untuk memakan) jasad para nabi. (HR. Abu Dawud, no.
1047 &1531. Dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Shahih Sunan Abi
Dawud)
Kesembilan: Membaca surat al-Kahfi
Pada malam hari jumat
atau siangnya, disunnahkan untuk membaca surat al-Kahfi, bukan surat lainnya.
Inilah tuntunan Rasulullah n. Beliau bersabda:
مَنْ قَرَأَ سُوْرَةَ الْكَهْفِ يَوْمَ الْجُمُعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّوْرِ مَا بَيْنَ الْجُمْعَتَيْنِ.
Barang siapa membaca surat al-kahfi pada siang hari jumat akan disinari
cahaya selama dua jumat. (HR. al-Hakim, 2/399, al-Baihaqi, 2/249. Lihat Shahih al-Jami’,
no. 6470)
Beliau n juga bersabda:
مَنْ قَرَأَ سُوْرَةَ الْكَهْفِ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّوْرِ مَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْبَيْتِ الْعَتِيْقِ.
Barang siapa yang membaca surat al-kahfi pada malam jumat akan disinari
cahaya antara dirinya dengan baitul ‘atiq. (Lihat: Shohih at-targhib wa
at-Tarhib, no. 736)
Kesepuluh : Memperbanyak doa
Hendaklah seseorang
memperbanyak doa pada hari jumat dengan mencari-cari waktu mustajab untuk
memanjatkan doa, istimewanya pada akhir siang hari jumat setelah ashar. Nabi n bersabda:
يَوْمُ الْجُمُعَةِ اثْنَتَا عَشْرَةَ سَاعَةً لاَ يُوْجَدُ فِيْهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ يَسْأَلُ اللهَ شَيْئاً إِلاَّ آتَاهُ إِيَّاهُ، فَالْتَمِسُوْهَا آخِرَ سَاعَةٍ بَعْدَ الْعَصْرِ.
(Siang) hari jumat itu berjumlah dua
belas jam, tidaklah didapati seorang hamba muslim pada jam-jam ini meminta
sesuatu kepada Allah, melainkan Allah akan memberinya, carilah waktu tersebut
pada saat-saat akhir setelah ashar. (Lihat: Shohih at-targhib wa at-Tarhib, no. 703)
Demikianlah ulasan
ringkas yang bisa disampaikan seputar tuntunan pada hari jumat. Mudah-mudahan
yang sedikit ini dapat menggugah kita untuk lebih menghormati dan mengagungkan
hari ini dengan berbagai amalan yang telah disyari’atkan. Wallahu a’lam.
Referensi: al-Wajiz fi Fiqh
as-Sunnati wa al-Kitab al-‘Aziz, DR. Abdul Azhim Badawi, Minhajul Muslim,
Abu Bakar Jabir al-Jaza’iri, dll.
(Oleh: Abul Bassam)
AKIBAT MENINGGALKAN SHOLAT JUMAT
Rasulullah n bersabda:
مَنْ تَرَكَ ثَلاَثَ جُمَعٍ تَهَاوُنًا بِهَا طَبَعَ الله
عَلَى قَلْبِهِ.
Barang siapa meninggalkan jumat sebanyak tiga kali karena
meremehkannya, Allah akan kunci mati hatinya. (Shohih at-targhib wa at-Tarhib,
no. 727)
Beliau n bersabda:
مَنْ تَرَكَ الْجُمُعَةَ ثَلاَثاً مِنْ غَيْرِ عُذْرٍ
فَهُوَ مُنَافِقٌ.
Barang siapa meninggalkan jumat tanpa udzur sebanyak tiga
kali maka dia munafiq. (Shohih
at-targhib wa at-Tarhib, no. 727)
No comments:
Post a Comment