Pembaca yang
dirahmati Allah, sesungguhnya Islam adalah agama sempurna yang mengatur segala
sisi kehidupan manusia. Kesempurnaan seperti ini tidak akan kita temukan pada
agama yang lainnya. Maka itu Allah ta’ala berfirman:
ٱلۡيَوۡمَ أَكۡمَلۡتُ لَكُمۡ دِينَكُمۡ وَأَتۡمَمۡتُ عَلَيۡكُمۡ نِعۡمَتِى وَرَضِيتُ لَكُمُ ٱلۡإِسۡلَـٰمَ دِينً۬اۚ
“Pada hari ini telah Ku-sempurnakan
untuk kamu agamamu, telah Ku-cukupkan bagimu nikmat-Ku, dan Aku ridha Islam
menjadi agamamu.” (QS. al-Ma’idah: 3)
Islam telah
mengatur segala hal yang berkaitan dengan aktivitas manusia, mulai dari bangun
tidur hingga tidur kembali, dan di antara sekian peraturan yang telah diajarkan
Islam adalah hukum-hukum seputar makan dan minum. Islam mengajarkan beberapa
tuntunan tentangnya, agar manusia menjadi insan yang teratur dan sempurna dalam
menyuguhkan peribadatannya kepada Allah ta’ala.
BEBERAPA HAL
PENTING SEPUTAR MAKAN DAN MINUM
Berikut beberapa hal
penting yang berkaitan dengan makan dan minum yang telah diajarkan oleh agama
Islam:
1.
Niatkan untuk memperkuat diri dalam beribadah kepada Allah.
Makan dan minum
yang membuahkan pahala adalah yang diniatkan untuk memperkuat tubuh dalam
beribadah kepada Allah ta’ala. Hal ini berdasarkan keumuman hadits Umar
bin al-Khattab z, bahwasanya Rasulullah n bersabda:
“Sesungguhnya
setiap perbuatan itu tergantung pada niatnya, dan setiap orang hanya akan
mendapatkan pahala sesuai dengan apa yang telah ia niatkan.” (HR. Bukhari &
Muslim)
2.
Berlindung dari kelaparan.
Rasulullah n berucap dalam
sebuah doa:
اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْجُوْعِ فَإِنَّهُ بِئْسَ الضَّجِيْعُ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْخِيَانَةِ فَإِنَّهَا بِئْسَتِ الْبِطَانَةُ.
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu
dari kelaparan, sebab ia seburuk-buruk teman tidur, dan aku berlindung
kepada-Mu dari khianat, sebab ia seburuk-buruk teman dekat.” (HR. Abu Dawud no.
2723 dan dihasankan oleh Syaikh al-Albani)
3.
Larangan
makan dan minum dari bejana emas dan perak.
Hudzaifah bin
al-Yamanzberkata: Aku
mendengar Rasulullah n bersabda:
“Janganlah kalian memakai kain sutra dan
kain dibaj (jenis sutera halus), dan jangan pula kalian minum pada bejana emas
dan perak serta makan pada piring yang terbuat dari emas dan perak, sebab itu
adalah bagian mereka (orang-orang kafir)
di dunia dan bagian kalian di
akhirat.” (HR. Bukhari no. 5426, Muslim no. 2067)
4.
Makan makanan yang halal.
Tidak sepatutnya seorang
muslim memasukkan makanan ke dalam mulutnya kecuali yang halal. Karena
sesungguhnya Allah Maha baik dan tidak akan menerima kecuali yang baik-baik
saja. Allah ta’ala berfirman:
يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ڪُلُواْ مِن طَيِّبَـٰتِ مَا رَزَقۡنَـٰكُمۡ (١٧٢)
“Wahai orang-orang yang beriman
makanlah kalian dari yang baik pada apa-apa yang telah Kami rizkikan kepadamu.”
(QS. al-Baqoroh: 172)
Makanan yang
tidak baik (baca: halal) dapat membuahkan amalan yang tidak baik pula, dan
menyebabkan doa seseorang tidak diterima oleh Allah azza wa jalla.
5.
Cara makan yang baik.
Bukan hanya
manusia saja yang selalu meminta bagian. Ternyata perut kita pun mendambakan
pembagian dalam hal makan. Pembagian yang dimaksudkan ialah membagi perut
menjadi tiga bagian: sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman dan
sisanya untuk nafas. Dengan demikian, seseorang tidak akan makan dan minum
secara berlebihan. Cara makan seperti inilah yang telah dianjurkan oleh
Rasulullah n. Beliau
bersabda:
“Tidaklah seorang anak Adam mengisi sesuatu yang lebih
buruk dari perutnya, cukuplah bagi anak Adam beberapa suap untuk menegakkan
tulang punggungnya, dan jika dia harus mengerjakannya maka hendaklah dia
membagi sepertiga untuk makanannya, sepertiga untuk minumannya dan sepertiga
untuk nafasnya.” (HR. Tirmdizi
no. 2380 dan dishahihkan oleh Syaikh al-Albani. Lihat: ash-Shohihah no.
2265)
6.
Tidak makan sambil bersandar.
Rasulullah n bersabda: “Sesungguhnya
aku tidak makan dengan bersandar.” (HR. Bukhari no. 5398)
7.
Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan.
Disebutkan dalam
sebuah riwayat bahwasanya generasi salaf dahulu biasa mencuci tangannya sebelum
makan. (Mausu’ah al-Adab al-Islamiyyah, hlm. 114)
Dan Nabi n bersabda:
“Barangsiapa yang tidur sementara tangannya dipenuhi bau daging dan dia
belum mencucinya lalu ditimpa oleh sesuatu maka janganlah dia mencela
kecuali dirinya sendiri”. (HR. Ahmad no. 7515, Abu Dawud no. 3582,
dan dishohihkan oleh Syaikh al-Albani)
8.
Membaca BISMILLLAH
sebelum makan dan berdoa setelahnya.
Bukan membaca Bismillahirraohmanirrohim.
Sebab yang diperintahkan dan dilakukan Nabi n adalah membaca bismillah
saja. (Muttafaq ‘alaihi)
Apabila lupa membaca bismillah
di awal makan lalu ingat ketika sedang makan,
maka ucapkanlah,
“Bismillah fi awwalihi wa akhirihi” (Dengan menyebut nama Allah pada
awal dan akhirnya. (HR. Ibnu Hibban. Lihat: ash-Shohihah no. 198)
Berkenaan dengan
doa setelah makan, ada beberapa lafazh yang telah diajarkan Nabi n kepada kaum
muslimin, berikut ini salah satunya:
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَطْعَمَنِيْ هَذَا الطَّعَامَ وَرَزَقَنِيْهِ مِنْ غَيْرِ حَوْلٍ مِنِّيْ وَلاَ قُوَّةٍ.
“Segala puji bagi Allah yang telah
memberikan dan mengaruniakan rizki makanan ini tanpa daya dan upaya dariku.” (Shohih al-Jami’
no. 6086)
9. Makan dan minum dengan tangan kanan.
Inilah yang Nabi n perintahkan
kepada Umar bin Abi Salamah. (Muttafaq ‘alaihi)
Tidak
diperbolehkan makan dengan menggunakan tangan kiri berdasarkan sabda Nabi n: “Janganlah
kalian makan dengan tangan kiri, sebab setan makan dengan tangan kiri”. (HR.
Muslim)
10. Manyantap makanan yang terdekat.
Ketika makanan
yang ada hanya satu macam, hendaklah kita makan dari apa yang terdekat dengan
kita. Suatu ketika Nabi n bersabda: “Makanlah dari apa-apa yang terdekat
denganmu”. (HR. Bukhari & Muslim)
11. Dianjurkan makan dari pinggir piring.
Anjuran ini
berdasarkan sabda Nabi n berikut: "Makanlah pada piring dari
pinggirnya, janganlah kalian makan dari tengahnya, sebab keberkahan turun pada
tengah suatu makanan”. (HR. Abu Dawud no. 3772. Lihat: al-Misyat no.
4211)
12. Dianjurkan makan dengan tiga jari dan menjilati jari-jemari
setelahnya.
Dari Ka’ab bin
Malikzbahwasanya
Rasulullah n makan dengan tiga jari dan beliau menjilati
jari-jemarinya sebelum membersihkannya”. (HR. Muslim no. 2032)
Hikmah dari menjilat
jari-jemari tersebut adalah sebagaimana yang Nabi Muhammad n sabdakan: “(Sebab)
kalian tidak mengetahui di bagian makanan manakah keberkahan itu ada”.
(HR. Muslim 2034)
13.
Dianjurkan mengambil suapan yang terjatuh, membersihkannya lalu memakannya.
Rasulullah n pernah
menjelaskan: “Apabila seorang dari kalian sedang makan, lalu suapannya
terjatuh dari tangannya, maka hendaklah dia membersihkan apa-apa yang meragukan
lalu makanlah, dan janganlah membiarkannya untuk setan.” (Lihat: ash-Shohihah
no. 1404)
14.
Menyantap makanan setelah berkurang panasnya.
Nabi n bersabda:
"Makanan itu
hendaknya tidak dimakan kecuali setelah hilang asap panasnya”. (Lihat: Irw`aul
Gholil no. 1978)
15.
Dilarang
mencela dan menghina makanan.
Sebagimana disebutkan
dalam sebuah hadits bahwasanya Rasulullah n sama sekali tidak
pernah mencela makanan, apabila beliau menyukainya maka beliau makan, bila
tidak maka beliau meninggalkannya. (HR. Bukhari no. 5409)
16.
Makan
dan minum sambil duduk.
Dari Anas bin
Malik z bahwasanya Rasulullah
n melarang minum
sambil berdiri. (HR. Muslim no. 2024)
17. Tidak bernafas dan meniup di dalam bejana
(tempat minum).
Nabi n bersabda:
“Apabila seorang dari kalian minum maka janganlah ia bernafas di dalam
bejana”. (HR. Bukhari no. 5630)
18.
Dilarang minum dari sebuah bejana yang pinggirnya pecah.
Dari Abu Hurairah
z ia berkata
bahwasanya dilarang minum dari bejana yang pinggirnya pecah.” (Lihat: ash-Shohihah
no. 2689)
19.
Dimakruhkan minum dari tempat air (teko) secara langsung.
Dari Abu Hurairah
z ia berkata:
“Rasulullah n melarang minum
dari mulut geriba (sejenis jerigen atau cerek) atau dari bejana tempat air
minum (secara langsung). (HR. Bukhari no. 5627)
20.
Apabila lalat terjatuh pada minuman.
Dalam hal ini,
tuntunan yang dikerjakan adalah menenggelamkan lalat tersebut dalam bejana lalu
membuangnya, sebagaimanana yang ditegaskan dalam sebuah hadits riwayat Abu
Hurairah z bahwasanya
Rasulullah n bersabda:
“Apabila seekor
lalat terjatuh pada bejana salah seorang di antara kalian, maka hendaklah dia
menenggelamkannya seluruhnya, lalu membuangnya, sebab dalam salah satu sayapnya
terdapat racun (penyakit), sementara pada sayap yang lain ada obat
(penawarnya)”. (HR. Bukhari no.
5782)
21.
Dianjurkan makan secara bersama-sama
(dalam satu piring).
Yang demikian
berdasarkan sabda Nabi n: “Makanan untuk seorang cukup untuk dua orang, makanan
dua orang untuk empat orang dan makanan
empat orang cukup untuk delapan orang. (HR. Muslim no. 2059)
PENUTUP
Demikianlah sebagian
etika makan dan minum yang telah diajarkan Rasulullah n kepada kita. Hal
ini hendaknya diperhatikan, agar makan dan minum kita mendatangkan banyak
pahala dari Allah ta’ala.
Semoga yang sedikit ini
bisa bermanfaat bagi kaum muslimin yang senantiasa mengikuti Rasulullah n hingga akhir
zaman. Amin.
(Oleh: Ali Leo Agustian)
No comments:
Post a Comment