quransunnahpemahamansahabat. Powered by Blogger.

About us

Flickr

Find Us On Facebook

Advertisement

Featured Video

Featured Video

Video Of Day

Rekomendasi Kami

Popular Posts

Kamu Pasti Tertarik

MoreBaru diupdate

Tuesday, October 13, 2015

MACAM-MACAM SHALAT SUNNAH (1)


Sesungguhnya Allah azza wa jalla telah mewajibkan kepada kita shalat lima waktu sehari semalam, sebagaimana Allah ta’ala juga telah mensyariatkan kepada kita shalat-shalat sunnah. Maka semua shalat yang disyariatkan dalam Islam sebagai tambahan dari shalat wajib dalam sehari semalam masuk dalam kategori shalat sunnah.
Dari Thalhah bin Ubaidillah z dia bercerita, ada seseorang yang mendatangi Rasulullah n dalam keadaan rambut acak-acakan, dimana gumaman suaranya terdengar, tetapi apa yang dikatakannya itu tidak dapat dipahami, lalu ia mendekat dan bertanya tentang Islam. Rasulullah n menjawab: “Shalat lima waktu sehari semalam.”
Orang itu bertanya lagi:” Apakah masih ada kewajiban lainnya selain shalat tersebut?” Beliau menjawab: “Tidak, kecuali bila engkau melakukan shalat sunnah.” (HR. Bukhari, no. 46)


KEUTAMAAN SHALAT SUNNAH
Dari Abu Hurairah z berkata: "Rasulullah n bersabda: “Sesungguhnya amalan manusia yang pertama kali akan diperhitungkan pada hari kiamat kelak adalah shalat. Beliau bersabda: Allah azza wa jalla berfirman kepada malaikat-Nya –dan Dia lebih mengetahui– “Lihatlah shalat hamba-Ku, apakah dia mengerjakan secara sempurna atau masih ada yang kurang? Jika shalat yang dikerjakannya itu sempurna, akan ditetapkan sebagai shalat yang sempurna baginya. Bila dia melakukan kekurangan, maka Allah azza wa jalla berfirman: Lihatlah, apakah hamba-Ku itu mempunyai ibadah sunnah? Jika hamba itu memiliki ibadah tambahan maka Dia akan berkata: Sempurnakanlah untuk hamba-Ku ibadah wajibnya dengan ibadah sunnahnya, kemudian amal-amal itu diperhitungkan berdasarkan yang demikian itu.“ (Diriwayatkan oleh empat penulis kitab Sunan dan dishahihkan oleh Syaikh al-Albani)


MACAM-MACAM SHALAT SUNNAH
1.       SHALAT SUNNAH RAWATIB.
Ketahuilah, yang dimaksud shalat sunnah rawatib adalah shalat-shalat yang dilakukan Rasulullah n beriringan dengan shalat wajib lima waktu, sebelum atau sesudahnya. Hal ini telah diisyaratkan Rasulullah n dalam sabda beliau:
Tidaklah seorang hamba muslim mengerjakan shalat karena Allah dalam satu hari sebanyak 12 rakaat berupa shalat sunnah bukan fardhu melainkan Allah akan membangunkan baginya sebuah rumah di surga.“ (HR. Muslim, no. 728)
Berikut shalat-shalat sunnah rawatib tersebut:
(1). Shalat Sunnah Rawatib Subuh.
Yaitu 2 rakaat sebelum shalat subuh.
Dari Aisyah x dari Rasulullah n beliau bersabda:
رَكْعَتَا اْلفَجْرِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيْهَا.
“Dua rakaat sebelum subuh lebih baik daripada dunia dan seisinya.” (HR. Muslim, no. 725)
(2). Shalat Sunnah Rawatib Zhuhur.
Yaitu 2 rakaat sebelum zhuhur dan 2 rakaat setelahnya. Ibnu Umar z berkata:
حَفِظْتُ مِنْ رَسُوْلِ اللهِ عَشْرَ رَكَعَاتٍ: رَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الظُّهْرِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَهَا.
“Aku menghapal 10 rakaat dari Nabi n: (di antaranya) 2 rakaat sebelum zhuhur dan 2 rakaat setelahnya.” (HR. Bukhari, no. 80 & 1181)
Atau 4 rakaat sebelum zhuhur dan 2 rakaat setelahnya. Aisyah x berkata:
كَانَ يُصَلِّيْ فِي بَيْتِيْ قَبْلَ الظُّهْرِ أَرْبَعًا ثُمَّ يَخْرُجُ فَيُصَلِّي بِالنَّاسِ ثُمَّ يَدْخُلُ فَيُصَلِّيْ رَكْعَتَيْنِ.
“Rasulullah n dahulu biasa shalat 4 rakaat di rumahku sebelum shalat zhuhur, lalu beliau berangkat dan mengerjakan shalat bersama orang-orang, kemudian beliau masuk rumah lagi dan mengerjakan 2 rakaat.” (HR. Muslim, no. 730)
Demikian pula, boleh mengerjakannya sebanyak 4 rakaat sebelum zhuhur dan 4 rakaat setelahnya.
Ummu Habibah x berkata: Aku mendengar Rasulullah n bersabda:
مَنْ حَافَظَ عَلىَ أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ قَبْلَ الظُّهْرِ وَأَرْبَعٍ بَعْدَهَا حَرَّمَهُ اللَّهُ عَلَى النَّارِ.
“Barang siapa memelihara shalat 4 rakaat sebelum zhuhur dan 4 rakaat setelahnya, niscaya Allah akan mengharamkannya dari api neraka.” (HR. Tirmidzi, no.428, Ibnu Majah 1/191 dan dishahihkan oleh Syaikh al-Albani)
(3). Shalat Sunnah Rawatib Ashar.
Yaitu 4 rakaat sebelum ashar.
Dari Ibnu Umar z ia berkata: Rasulullah n bersabda:
رَحِمَ اللَّهُ امْرَأً صَلَّى قَبْلَ الْعَصْرِ أَرْبَعًا.
“Semoga Allah merahmati seseorang yang shalat 4 rakaat sebelum ashar.” (HR. Ahmad IV/203, Tirmidzi no.430, Abu Dawud I/238, dan dishahihkan oleh Syaikh al-Albani)
(4). Shalat Sunnah Rawatib Maghrib.
Yaitu 2 rakaat setelah maghrib. Dalilnya adalah hadits Aisyah z berikut:
وَكَانَ n يُصَلِّي بِالنَّاسِ اْلمَغْرِبَ ثُمَّ يَدْخُلُ فَيُصَلِّيْ رَكْعَتَيْنِ.
“Dan Rasulullah n dahulu shalat maghrib bersama orang-orang, kemudian masuk rumah dan melakukan shalat 2 rakaat.” (HR. Muslim, no. 730)
(5). Shalat Sunnah Rawatib Isya’.
Yaitu 2 rakaat setelah isya`. Hal ini sebagaimana dijelaskan Ibnu Umar z, ia berkata: “Aku menghapal 10 rakaat dari Nabi: (diantaranya) dan 2 rakaat setelah isya’ di rumahnya.” (HR. Bukhari & Muslim)


2.       SHALAT MALAM DAN SHALAT WITIR.
Dari Abu Hurairah z, dia berkata, Rasulullah n bersabda :
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ شَهْرِ رَمَضَانَ شَهْرُ اللهِ اْلمُحَرَّمِ، وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الْفَرِيْضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ.
“Sebaik-baik puasa setelah bulan Ramadhan adalah bulan Allah al-Muharram, dan sebaik-baik shalat setelah shalat wajib adalah shalat malam.” (HR. Muslim, no. 1163)
Beliau n bersabda tentang shalat witir:
اِجْعَلُوْا آخِرَ صَلاَتِكُمْ بِاللَّيْلِ وِتْرًا.
“Jadikanlah witir sebagai akhir shalat kalian pada malam hari.” (HR. Bukhari, no. 998, Muslim, no. 751)
Di antara contoh shalat malam adalah shalat tarawih pada malam-malam bulan Ramadhan yang disyariatkan pelaksanaanya secara berjamaah, karena di dalmnya terdapat keutamaan yang agung.


3.       SHALAT DHUHA.
Dari Abu Dzar z, dari Nabi n, beliau bersabda: “Bagi setiap ruas tulang seorang di antara kalian harus disedekahi. Setiap Tasbih (Subhanallah) adalah sedekah, setiap Tahmid (Alhamdulillah) adalah sedekah, setiap Tahlil (laa ilaha illallah) adalah sedekah, setiap Takbir (Allahu Akbar) adalah sedekah, menyuruh berbuat baik adalah sedekah, dan mencegah kemungkaran juga sedekah. Semua itu bisa disetarakan pahalanya dengan melaksanakan 2 rakaat shalat dhuha.” (HR. Muslim, no. 720)
Disyariatkan bagi setiap muslim untuk melakukannya sebanyak 2, 4, 6, 8, atau 12 rakaat. Semuanya telah ditetapkan oleh Rasulullah n di dalam hadits. (Dalam hadits hasan. Lihat: Shohih at-Targhib wa at-Tarhib, karya al-Albani, jilid 1, hlm. 279)
Ada pula yang berpendapat bahwa sholat dhuha minimal 2 rakaat dan maksimat 8 rakaat. (Lihat: al-Wajiz, Abdulazhim Badawi, hlm. 113)


4.       SHALAT 2 RAKAAT SETELAH WUDHU.
Disyariatkan bagi setiap muslim untuk mengerjakan shalat 2 rakaaat setelah berwudhu. Karena keutamaannya yang begitu besar dan kebaikannya yang begitu banyak.
Dari Uqbah bin Amir z, dia bercerita, kami pernah bertugas menggembalakan kambing. Saat tiba giliranku, aku mengistirahatkan gembalaanku, lalu aku melihat Rasulullah n berdiri sambil berbicara kepada orang-orang. Aku mendengar sebagian sabda beliau:
مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَتَوَضَّأُ فَيُحْسِنُ وُضُوْءَهُ، ثُمَّ يَقُوْمُ فَيُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ مُقْبِلٌ عَلَيْهِمَا بِقَلْبِهِ وَوَجْهِهِ، إِلاَّ وَجَبَتْ لَهُ الْجَنَّةُ.
“Tidaklah seorang muslim berwudhu dan menyempurnakan wudhunya, lalu ia mengerjakan shalat 2 rakaat dengan menghadirkan hati dan menghadapkan wajahnya melainkan wajib baginya surga.” (HR. Bukhari, no.159, Muslim, no.226)

5.       SHALAT TAHIYATUL MASJID.
Bagi setiap muslim yang baru masuk masjid, sebelum duduk hendaklah ia melakukan shalat 2 rakaat. Sebab Rasulullah n pernah bersabda:
إِذَا دَخَلَ أَحَدُكُمْ المَسْجِدَ، فَلْيَرْكَعْ رَكْعَتَيْنِ قَبْلَ أَنْ يَجْلِسَ.
“Bila seorang dari kalian masuk masjid, hendaklah ia melakukan shalat 2 rakaat sebelum duduk.” (HR. Bukhari, no. 444, Muslim, no. 714)


6.       SHALAT ANTARA ADZAN DAN IQOMAH.
Dari Abdullah bin Mughoffal z, ia berkata: Rasulullah n bersabda:
بَيْنَ كُلِّ أَذَانَيْنِ صَلاَةٌ، بَيْنَ كُلِّ أَذَانَيْنِ صَلاَةٌ ( ثُمَّ قَالَ فِي الثَّالِثَةِ ) لِمَنْ شَاءَ.
Di antara tiap 2 adzan terdapat shalat, antara tiap 2 adzan terdapat shalat. (Kemudian pada ketiga kalinya beliau bersabda): Bagi yang menghendaki.” (HR. Bukhari, no. 627, Muslim, no. 838)
Maksud “Di antara tiap 2 adzan” di atas adalah waktu antara adzan dan iqamah.



7.       SHALAT SUNNAH MUTLAK SEBELUM JUM’AT.
Tidak ada keterangan dari Nabi n tentang shalat sunnah qabliyah (sebelum) jum’at. Yang ada ialah shalat sunnah mutlak.
Nabi n bersabda: “Barang siapa mandi dan menghadiri shalat jumat, lalu ia mengerjakan shalat yang telah ditetapkan baginya, kemudian diam hingga imam selesai dari khutbahnya, kemudian dia mengerjakan shalat bersamanya, maka ia akan diampuni antara satu jumat dengan jumat yang lainnya ditambah 3 hari.” (HR. Muslim, no. 857)


8.       SHALAT SUNNAH SETELAH JUM’AT.
Dalam hal ini Rasulullah n bersabda:
إِذَا صَلَّى أَحَدُكُمُ الْجُمُعَةَ فَلْيُصَلِّ بَعْدَهَا أَرْبَعًا.
“Apabila seorang dari kalian mengerjakan shalat jumat, hendaklah dia mengerjakan shalat 4 rakaat setelahnya.” (HR. Muslim, no. 882)
Dari Ibnu Umar z, bahwasanya Nabi n dahulu pernah tidak mengerjakan shalat sunnah (di masjid) setelah shalat jum’at hingga beliau pulang, lalu beliau mengerjakan shalat 2 rakaat di rumahnya. (HR. Bukhari, 937, Mulsim, no. 822)

InsyaAllah bersambung                ....

(Oleh: Rifqi Hidayat)


No comments:

Post a Comment

FREE WORLDWIDE SHIPPING

BUY ONLINE - PICK UP AT STORE

ONLINE BOOKING SERVICE