Segala puji hanya milik
Allah. Sholawat dan dalam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad, keluarga dan
para sahabat beliau. Wa ba’du,
Begitu banyak sisi
keindahan Islam yang dapat kita rasakan bersama. Begitu banyak pula pahala yang
Allah siapkan bagi hamba-Nya yang menjadikan Islam sebagai agama baginya. Hanya
saja, sisi keindahan Islam yang begitu banyak tersebut
mungkin belum diketahui oleh banyak manusia. Maka itu, simaklah tulisan ringkas
berikut, yang menjelaskan bahwa Islam itu indah.
ISLAM AGAMA
FITRAH
Sesungguhnya agama yang diridhai Allah ta’ala
hanyalah Islam. Hal ini sebagaimana dalam firman-Nya:
إِنَّ ٱلدِّينَ عِندَ ٱللَّهِ ٱلۡإِسۡلَـٰمُۗ
“Sesungguhnya
agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam.” (QS. Ali Imran: 19)
Hal ini disebabkan karena
Islam merupakan agama yang sesuai dengan fitrah manusia, sesuai dengan
akal sehat dan senantiasa cocok pada setiap masa sampai kapan pun, hingga
datang ketetapan dari Allah ta’ala bagi semua makhluk-Nya, yaitu hari
kiamat.
Demikian juga, sebab
manusia diciptakan dalam keadaan fitrah, yakni Islam. Rasulullah n bersabda:
مَا مِنْ مَوْلُوْدٍ إِلاَّ يُوْلَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ.
“Tidaklah
setiap anak dilahirkan melainkan dalam keadaan fitrah (Islam). Adapun yang menyebabkannya
berkeyakinan Yahudi, Nasrani atau Majusi adalah kedua orangtuanya.” (Muttafaq ‘alaihi)
[
ISLAM AGAMA KESELAMATAN
Kata al-Islam terambil dari kata salima–yaslamu
yang berarti keselamatan atau aslama–yuslimu yang berarti berserah diri.
Hal ini sesuai dengan sifat asli manusia yang telah diciptakan Allah ta’ala
sejak awal, yaitu mencintai kedamaian dan keselamatan. Hal itu sekaligus
membantah propaganda orang-orang Yahudi dan Kristen yang menjanjikan keselamatan
dan kedamaian bagi para pemeluknya. Karena sesungguhnya kedamaian dan
keselamatan itu hanya ada di dalam agama Islam dan tidak hanya ada di dunia
fana ini, namun hakikat kedamaian dan keselamatan yang senantiasa diharapkan
oleh umat manusia adalah kedamaian, ketenangan, dan keselamatan yang abadi di
akhirat kelak, di dalam surga-Nya. Allah ta’ala berfirman:
وَقَالُواْ لَن يَدۡخُلَ ٱلۡجَنَّةَ إِلَّا مَن كَانَ هُودًا أَوۡ نَصَـٰرَىٰۗ تِلۡكَ أَمَانِيُّهُمۡۗ قُلۡ هَاتُواْ بُرۡهَـٰنَڪُمۡ إِن ڪُنتُمۡ صَـٰدِقِينَ (١١١) بَلَىٰ مَنۡ أَسۡلَمَ وَجۡهَهُ ۥ لِلَّهِ وَهُوَ مُحۡسِنٌ۬ فَلَهُ ۥۤ أَجۡرُهُ ۥ عِندَ رَبِّهِۦ وَلَا خَوۡفٌ عَلَيۡهِمۡ وَلَا هُمۡ يَحۡزَنُونَ (١١٢)
“Dan
mereka (Yahudi dan Nasrani) berkata: "Sekali-kali tidak akan masuk surga
kecuali orang-orang Yahudi atau Nasrani". Demikian itu hanya angan-angan
mereka yang kosong belaka. Katakanlah: "Tunjukkanlah bukti kebenaranmu
jika kamu adalah orang yang benar". (Tidak demikian) bahkan barang siapa
yang menyerahkan diri kepada Allah sedang ia berbuat kebajikan, maka
baginya pahala pada sisi Rabb-nya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka
dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” (QS. al-Baqarah: 111-112)
ISLAM AGAMA TAUHID
Selain itu, Islam juga
menyuruh agar segala macam peribadatan hanya ditujukan kepada Allah ta’ala
semata, sehingga kedudukan semua manusia sama di hadapan-Nya. Karena
sesungguhnya Allah tidak melihat pada fisik atau harta manusia, namun Dia
melihat pada amal shalihnya. Hal ini sangat sesuai dengan sabda Rasulullah n berikut:
إِنَّ اللَّهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوْبِكُمْ وَأَعْمَالِكُم.
“Sesungguhnya
Allah tidak melihat rupa (fisik) dan harta kalian, akan tetapi Dia melihat pada
hati dan amal perbuatan kalian.” (HR. Muslim)
Cukuplah bagi kita satu
ayat ini yang menunjukkan bahwa Islam adalah agama tauhid. Firman-Nya:
وَمَآ أُمِرُوٓاْ إِلَّا لِيَعۡبُدُواْ ٱللَّهَ مُخۡلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ حُنَفَآءَ (٥)
“Dan
mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan agama
kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus.” (QS. al-Bayyinah: 5)
Memurnikan agama kepada
Allah berarti mentauhidkan-Nya. Sedangkan hanif (lurus) berarti jauh
dari kesyirikan dan kesesatan, serta dekat kepada tauhid dan kebenaran.
ISLAM SESUAI AKAL SEHAT MANUSIA
Agama Islam juga memiliki
konsep ketuhanan yang mudah dipahami dan sesuai dengan akal sehat manusia. Ia
tidak mengandung kerancuan dan kebingungan sebagaimana agama lain yang memiliki
banyak tuhan, seperti konsep trinitas yang penuh dengan kerancuan dan
kepalsuan.
Akal sehat manusia pasti mengatakan bahwa keteraturan
yang terjadi pada alam semesta bukanlah suatu kebetulan. Telah dipahami bersama
bahwa keteraturan tidak dapat terjadi dengan banyaknya sesuatu yang mengatur,
akan tetapi keteraturan hanya dapat terjadi jika hanya ada satu Dzat Yang Maha
Agung yang mengatur alam semesta tanpa cacat. Allah ta’ala berfirman seraya
membantah penyembahan kepada selain-Nya:
ذَٲلِكَ بِأَنَّ ٱللَّهَ هُوَ ٱلۡحَقُّ وَأَنَّ مَا يَدۡعُونَ مِن دُونِهِ ٱلۡبَـٰطِلُ وَأَنَّ ٱللَّهَ هُوَ ٱلۡعَلِىُّ ٱلۡڪَبِيرُ (٣٠)
“Demikianlah, karena sesungguhnya Allah, Dia-lah yang hak
dan sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain dari Allah itulah yang batil,
dan sesungguhnya Allah Dia-lah yang Maha Tinggi lagi Maha besar.” (QS. Luqman: 30)
Allah ta’ala berfirman
pula dalam ayat yang lain:
“Orang-orang
Yahudi berkata: "Uzair itu putra Allah" dan orang-orang Nasrani
berkata: "al-Masih itu putra Allah". Demikianlah itu ucapan mereka
dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu.
Allah melaknat mereka, bagaimana mereka sampai berpaling? Mereka menjadikan
orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah dan (juga
mereka mempertuhankan) al-Masih putra Maryam, padahal mereka hanya disuruh
menyembah Tuhan yang Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia.
Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.” (QS. at-Taubah: 30-31)
Firman-Nya:
“Sesungguhnya
telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah ialah
al-Masih putra Maryam", Padahal al-Masih (sendiri) berkata: "Hai Bani
Israil, sembahlah Allah Tuhan-ku dan Tuhan-mu". Sesungguhnya orang yang
mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan baginya
surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zhalim itu
seorang penolongpun.” (QS. al-Maidah: 72)
ISLAM AGAMA SEMPURNA
Islam dengan berbagai
keutamaannya merupakan agama yang menyempurnakan syariat-syariat yang telah
berjalan pada umat-umat sebelumnya. Firman-Nya:
وۡنِۚ ٱلۡيَوۡمَ أَكۡمَلۡتُ لَكُمۡ دِينَكُمۡ وَأَتۡمَمۡتُ عَلَيۡكُمۡ نِعۡمَتِى وَرَضِيتُ لَكُمُ ٱلۡإِسۡلَـٰمَ دِينً۬اۚ
“Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu,
dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam jadi agama
bagimu.” (QS. al-Maidah:
3)
Dalam menyikapi ayat yang
mulia ini, Imam Malik v berkata dalam kitab Tafsir Ibnu Katsir dari
riwayat Bukhari v dengan perkataan yang diabadikan oleh ulama dan
senantiasa digunakan sebagai dalil penguat dalam membantah orang-orang yang
gemar mengadakan atau mengerjakan hal baru dalam agama. Perkataan itu adalah:
وَمَا لَمْ يَكُنْ يَوْمَئِذٍ دِيْنًا فَلاَ يَكُوْنُ الْيَوْمَ دِيْنَا.
“Dan
apa yang tidak dianggap sebagai agama pada hari itu, maka tidaklah pula
dianggap agama pada hari ini. " (Lihat: Tafsir Ibn Katsir pada surat
al-Maidah: 3)
Salah satu pelajaran
penting yang dapat diambil dari perkataan Imam Malik v di atas adalah
bahwa Islam adalah agama yang paling lengkap, dan kedatangannya berfungsi
sebagai penyempurna dari syariat nabi dan rasul terdahulu.
Di antara bukti yang
menunjukkan bahwa Islam merupakan agama yang sempurna adalah perkataan Abu Dzar
al-Ghifarizyang diabadikan
oleh Imam ath-Thabrani v dalam kitabnya al-Mu'jam al-Kabir dari jalan
Sufyan bin 'Uyainah v yang redaksinya sebagai berikut:
تَرَكَنَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمَا طَائِرٌ يُقَلِّبُ جَنَاحَيْهِ فِي الْهَوَاءِ إِلاَّ وَهُوَ يَذْكُرُنَا مِنْهُ عِلْماً، قَالَ: فَقَالَ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَا بَقِيَ شَيْءٌ يُقَرِّبُ مِنَ الْجَنَّةِ وَيُبَاعِدُ مِنَ النَّارِ إِلاَّ وَقَدْ بُيِّنَ لَكُمْ.
“Rasulullah
n meninggalkan
kami sementara itu tidaklah ada seekor burung yang mengepakkan kedua sayapnya
di langit melainkan beliau telah menjelaskan ilmunya kepada kami. Beliau n bersabda:
"Tidaklah tersisa sesuatupun yang dapat mendekatkan (diri) kepada surga
dan yang menjauhkan dari neraka, melainkan telah dijelaskan kepada
kalian." (Hadits shohih. Lihat ash-Shohihah
no. 1803)
ISLAM MENGHAPUS DOSA SEBELUMNYA
Di antara keindahan Islam
yang lainnya adalah, bahwasanya Islam menghapuskan keburukan dan dosa-dosa
manusia apabila ia mau memeluknya, dan tidak menghapus kebaikan-kebaikan yang
telah dilakukannya sebelum memeluk Islam, namun justru menetapkan kebaikan itu
sebagai amal shalih baginya dan akan dilipatgandakan sampai 700 kali. Hal ini
sebagaimana sabda Rasulullah n dalam haditsnya yang
shahih, dari sahabat Abu Sa'id al-Khudri zdalam Shahih al-Bukhari
yang berbunyi:
إِذَا أَسْلَمَ الْعَبْدُ فَحَسُنَ إِسْلاَمُهُ يُكَفِّرُ اللَّهُ عَنْهُ كُلَّ سَيِّئَةٍ كَانَ زَلَفَهَا، وَكَانَ بَعْدَ ذَلِكَ الْقِصَاصُ، الْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِ مِائَةِ ضِعْفٍ، وَالسَّيِّئَةُ بِمِثْلِهَا إِلاَّ أَنْ يَتَجَاوَزَ اللَّهُ عَنْهَا.
“Apabila
seorang hamba masuk Islam lalu baik keislamannya, niscaya Allah akan menghapus
seluruh kesalahan yang pernah dilakukan, setelah itu dibalaslah semua amalnya,
satu kebaikan dilipatgandakan menjadi 10 kali semisalnya hingga bisa mencapai
700 kali. Sedangkan satu kejelekan dilipatgandakan sekali semisalnya, kecuali
bila Allah mengampuninya.” (HR. Bukhari)
Jadi, apabila seorang
muslim senantiasa menjaga agamanya dengan baik, dan bertaubat dari setiap
kesalahannya, niscaya Allah ta’ala akan mengampuni dosa-dosanya.
Demikianlah uraian
singkat tentang beberapa sisi keindahan Islam. Semoga bermanfaat. Wallahu
ta’ala a’lam.
(Oleh: Dimas Novianto)
No comments:
Post a Comment