Begitu sedikit dari kaum muslimin
yang mengucapkan hauqolah. Dari yang sedikit tersebut, lebih sedikit
lagi yang benar-benar memahami maknanya dan tepat dalam menggunakannya. Dengan
membaca dan memahami buletin ini, semoga kita termasuk ke dalam golongan yang
sedikit tersebut. Wa billahi at-taufiq.
APA ITU HAUQOLAH?
Hauqolah merupakan singkatan dari ungkapan la
haula wa la quwwata illaa billahi. Dalam bahasa Arab, disingkatnya ungkapan
atau beberapa kalimat menjadi satu suku kata disebut dengan an-Naht.
Contoh lainnya seperti, bismillahirrohmanirrohim menjadi basmalah,
alhamdulillah menjadi hamdalah, ‘Abduqois menjadi ‘Abqosi,
dll.
Imam Nawawi v berkata: “Ahli
bahasa menyatakan bahwa ungkapan tersebut bisa disingkat menjadi hauqolah
atau haulaqoh.” (Syarh an-Nawawi ‘ala Shohih
Muslim, 17/27)
MAKNA HAUQOLAH
La haula wa la quwwata illa billahi artinya tiada daya dan upaya
kecuali dengan bantuan dari Allah. Dalam menjelaskan ungkapan ini para ulama
memiliki beberapa lafazh yang berbeda, namun kesemuanya memiliki kedekatan
makna.
Ibnu Abbas c berkata ketika
menjelaskan arti ungkapan tersebut: “Maksudnya ialah tiada daya bagi kita untuk
mengamalkan ketaatan kecuali dengan pertolongan Allah, dan tiada kekuatan bagi
kita untuk meninggalkan maksiat melainkan dengan batuan-Nya pula.” (ad-Durr al-Mantsur,
as-Suyuthi, 5/393)
Diriwayatkan dari Abdullah bin
Mas’ud bahwasnya ia menjelaskan: “Tiada daya dari maksiat Allah kecuali dengan
penjagaan-Nya, dan tiada kekuatan untuk menaati-Nya kecuali dengan
bantuan-Nya.” (Syarh an-Nawawi
‘ala Shohih Muslim, 17/26)
Demikian pula ada yang menyebutkan
bahwa artinya adalah tiada daya untuk menolak kejahatan dan tiada kekuatan
untuk mendapatkan kebaikan melainkan dari Allah azza wa jalla.
MUTIARA KEUTAMAAN HAUQOLAH
Telah datang keterangan dari
hadits-hadits Rasulullah n yang menjelaskan tentang keutamaan
ungkapan tersebut. Berikut di antaranya:
1.
Dapat menghapuskan dosa.
Rasulullah n bersabda: “Tidaklah
seorang di atas muka bumi ini yang berucap la ilaha illallah, allahu
akbar, subhanallah, alhamdulillah, dan la haula wa la
quwwata illah billlah melainkan dosa-dosanya akan diampuni meskipun melebihi
banyaknya buih di lautan.” (Shohih al-Jami’, no. 5636)
2.
Termasuk al-baqiyatush sholihat.
Al-baqiyatush sholihat artinya amalan-amalan yang kekal
lagi shalih. Tatkala ditanya tentang makna kata tersebut, Utsman bin Affan z menjawab:
“Yaitu ucapan la ilaha illallah, subhanallah, alhamdulillah, allahu akbar, dan
la haula wa la quwwata illa billah.”(al-Musnad, 1/71)
Jawaban seperti ini dinukil juga
dari Abdullah bin Umar c dan Sa’id bin al-Musayyib v. (Tafsir
ath-Thobari, 15/254-255)
3.
Salah satu harta simpanan di surga.
Suatu ketika Nabi n berkata kepada
Abdullah bin Qois -nama dari Abu Musa al-Asy’ari z-: “Hai Abdullah
bin Qois, ucapkanlah la haula wa la quwwata illa billah,
sesungguhnya ia salah satu harta simpanan di surga.” (HR. Bukhari, no.
4205, 6384, dan Mulsim, no. 2704)
Imam Nawawi v menjelaskan
bahwa arti harta simpanan di surga ialah pahala yang ditabung untuk di surga,
dan ia merupakan pahala yang begitu berharga. (Syarh an-Nawawi ‘ala Shohih
Muslim, 17/26)
4.
Merupakan tanaman di surga.
Pada malam Rasulullah n menjalani
peristiwa isro` mi’roj, beliau melewati nabi Ibrohim q, ia berkata:
“Wahai Muhammad, perintahkan umatmu untuk memperbanyak tanaman surga.”
Beliau bertanya: “Apa itu tanaman
surga?.”
Ibrohim menjawab: “Yaitu ucapan la
haula wa la quwwata illa billah.” (Shohih Ibn Hibban, no. 821)
5.
Termasuk salah satu pintu surga.
Rasulullah n pernah berkata
kepada Qois bin Sa’ad bin Ubadah: “Maukah aku tunjukan kepadamu salah satu
pintu surga?.”
Aku menjawab: “Ya, tentu saja.”
Beliau bersabda: “Yakni ucapan la
haula wa la quwwata illa billah.” (ash-Shohihah, 4/35-37)
6.
Merupakan ucapan orang yang berserah
diri kepada Allah.
Abdullah bin Abbas c berkata: “Siapa yang berkata bismillah
sungguh ia telah mengingat Allah, siapa yang berkata alhamdulillah sungguh
ia telah bersyukur kepada Allah, siapa yang berkata Allahuakbar maka ia
telah mengagungkan Allah, siapa yang berkata La ilaha illaAllah maka ia
telah mentauhidkan Allah, dan siapa yang berkata la haula wa laa quwwata
illah billah maka sungguh ia telah berserah diri sepenuhnya, dan
kalimat itu akan menjadi harta simpanan baginya di surga.” (Fadhlu la haula
wa laa quwwata illa billah, Ibnu Abdilhadi, hlm. 35)
KANDUNGAN MAKNA AKIDAH DI DALAM HAUQOLAH
Hauqolah merupakan kalimat yang sangat agung
yang menunjukkan keikhlasan kepada Allah semata dalam memohon pertolongan dan
bantuan. Dari sisi akidah kalimat ini mengandung makna yang begitu mendalam.
Ringkasnya ada pada beberapa poin berikut:
1.
Hauqolah merupakan kalimat yang dipergunakan untuk memohon
pertolongan kepada Allah. Maka itu alangkah berhaknya orang yang mengucapkannya
mendapatkan pertolongan dan bantuan dari Allah ta’ala, serta taufiq dan
inayah dari-Nya. Demikian pula, ia akan mendapatkan penjagaan dari Allah ta’ala.
Syaikhul Islam v berkata:
“Kalimat la haula wa laa quwwata illa billah mewajibkan adanya
pertolongan dari Allah.”(Majmu’ Fatawa, 13/321)
Oleh karenanya, disyariatkan bagi
orang yang hendak keluar rumah untuk mengucapkan kalimat ini –yakni doa, ‘bismillahi
tawakkaltu ‘alallahi la haula wa laa quwwata illa billah’- agar ia
mendapatkan kecukupan, perlindungan, dan petunjuk serta setan akan lari menjauh
darinya. (Hadits shohih riwayat Abu Dawud, no. 5095 & at-Tirmidzi, no.
3426)
Bahkan sebagian ulama salaf
menjadikan kalimat ini sebagai pembuka buku-buku karyanya untuk memohon bantuan
dan pertolongan dari Allah ta’ala seperti yang dilakukan ath-Thobari
dalam Muqoddimah Shorih as-Sunnah, al-Harowi dalam al-Arba’in fi
Dala`il at-Tauhid, dan ad-Daruquthni dalam bukunya ash-Shifat.
2.
Kalimat ini mengandung pengakuan terhadap rububiyyah
Allah azza wa jalla dan bahwasanya hanya Dia semata Maha menciptakan
alam semesta, Maha mengatur semuanya, dan berbuat segala sesuatu dengan penuh
hikmah di bawah kehendak-Nya. Tiada sesuatu yang terjadi dimuka bumi ini
kecuali dengan izin-Nya.
Maka orang yang
mengucapkannya berarti ia berikrar atas semua ini dan mengakui bahwa segala
perkara ada di tangan-Nya. Tiada kuasa baginya atas sesuatu, tiada pula daya
dan kekuatan kecuali atas izin dan taufiq dari Allah. Maka itu, hendaklah
setiap manusia bersandar dan memohon pertolongan hanya kepada-Nya semata, tiada
sekutu bagi-Nya.
Kalimat ini mencakup pengakuan akan
nama-nama dan sifat-sifat Allah ta’ala. Orang yang mengucapkannya pasti
mengakui bahwa Robb yang dimaksudkan adalah tempat bersandar yang tidak
membutuhkan siapapun juga. Sebaliknya seluruh makhluk sangat
membutuhkan-Nya. Selain dirinya yang begitu lemah,
tiada memiliki daya dan kekuatan
untuk melakukan sesuatu kecuali dengan bantuan dari-Nya. Demikian pula Dia
tersifati dengan sifat-sifat kesempurnaan, keagungan dan kemuliaan. Sementara
itu selain-Nya pasti memiliki banyak kekurangan dan tidak sempurna. Maka itu,
Dzat yang tersifati dengan kesempurnaan seperti ini sangat berhak untuk
ditujukan kepada-Nya semata permohonan bantuan dan pertolongan.
4.
Kalimat ini mengandung keimanan kepada takdir Allah ta’ala.
Sebab di dalamnya terkandung sikap pasrah dan berserah diri kepada Allah semata
dan keyakinan bahwa segala urusan hanya terjadi dengan izin-Nya.
PEMAHAMAN SALAH SEPUTAR HAUQOLAH
Ada beberapa pemahaman yang salah seputar
kalimat hauqolah, baik dari segi lafazh maupun penggunaannya. Berikut di
antaranya:
1.
Sebagian orang menjadikan kalimat ini sebagai kalimat istirja’i
(ucapan inna lillahi wa inna ilaihi roji’un). Mereka mengucapkan hauqolah
ketika musibah datang menimpa sebagai bentuk keluh kesah bukan untuk bersabar.
2.
Ahli bahasa menyebutkan bahwa di antara manusia ada yang
mengucapkannya, ‘la haela wa laa quwwata illa billah.’ Yakni
dengan lafazh haela. Ini jelas merupakan suatu kesalahan.
3.
Ada pula yang hanya mengucapkan ‘la haula’
saja dan tidak menyebutkannya dengan sempurna.
Syaikh al-Utsaimin v pernah ditanya
tentang fenomena ini lalu beliau menjawab: “Sepertinya yang mereka inginkan
adalah ucapan la haula wa laa quwwata illa billah, tapi salah dalam
mengungkapkan. Adapun yang wajib adalah kembali kepada lafazh yang sebenarnya.”
PENUTUP
Demikianlah ulasan ringkas seputar
kalimat hauqolah. Semoga bermanfaat bagi kita semua. Amin. Wallahu
ta’ala a’lam. Wa shollallahu wa sallam wa baroka ‘ala
Muhammad wa ‘ala ahlihi wa shohbihi ajma’in.
[Diringkas dari sebuah buku karya Syaikh Abdurrozzaq
al-Badr hafizhahullah yang berjudul al-Hauqolah terbitan Darul
Fadhilah, Arab Saudi]
(Oleh: M. Sulhan Jauhari)
No comments:
Post a Comment