Di antara nikmat Allah subhanahu wa ta’ala
yang agung yang diberikan kepada hamba-Nya yang beriman adalah Dia menyiapkan
kepada hamba-Nya pintu-pintu kebaikan yang bermacam-macam. Hamba yang diberi
taufik oleh Allah akan mampu meraih amalan yang banyak ketika ia hidup di
dunia, sehingga ada pahala-pahala kebaikan yang terus
mengalir sesudah kematiannya.
Penghuni kubur akan dimintai
pertanggungjawabannya sementara amalannya telah terputus, dan apa-apa yang
telah mereka lakukan dahulu di dunia akan dihitung dan dibalas. Akan tetapi
orang yang diberi taufik oleh Allah azza wa jalla akan terus mendapatkan
kebaikan yang banyak tatkala di alam kuburnya, pahala dan keutamaan akan terus
mengalir. Walaupun ia telah berpindah dari dunia sebagai tempat beramal, akan
tetapi pahala kebaikannya tidak terputus darinya, bahkan derajatnya naik,
kebaikannya pun bertambah, dan pahalanya dilipatgandakan, sementara ia ada di
alam kubur. Begitu mulianya kondisi seperti ini dan alangkah indahnya tempat ia
kembali.
HADITS NABAWI
Nabi n telah menuturkan
tujuh perkara yang akan sampai pahalanya kepada seorang muslim ketika ia di
alam kuburnya yaitu setelah kematiannya, sebagaimana di riwayatkan oleh
al-Bazzar di dalam musnadnya dari Anas
bin Malik z, bahwa Nabi n berkata:
سَبْعٌ يَجْرِيْ لِلْعَبْدِ أَجْرُهُنَّ وَهُوَ فِيْ قَبْرِهِ بَعْدَ مَوْتِهِ: مَنْ عَلَّمَ عِلْمًا أَوْ أَجْرَى نَهْرًا أَوْ حَفَرَ بِئْرًا أَوْ غَرَسَ نَخْلاً أَوْ بَنَى مَسْجِدًا أَوْ وَرَثَ مُصْحَفًا أَوْ تَرَكَ وَلَدًا يَسْتَغْفِرُ لَهُ بَعْدَ مَوْتِهِ.
Ada tujuh perkara yang akan terus mengalir pahalanya kepada seorang hamba
sementara ia berada di kuburnya, yaitu: orang yang mengajarkan ilmu,
mengalirkan air, menggali sumur, menanam pohon kurma, membangun masjid,
membagikan mushaf, dan meninggalkan anak yang akan memintakan ampunan untuknya. (Hadits hasan. Lihat: Shohihul Jami’, karya
al-Albani v, no.3602)
Berfikirlah, wahai saudaraku, untuk meraih
tujuh amalan ini. Bersungguh-sungguhlah untuk mendapatkan bagian darinya.
Selama engkau masih berada di dunia sebagai tempat beramal, bersegeralah untuk
beramal sebelum umur anda dicabut dan ajal menjemput.
TUJUH PERKARA
MULIA
1.
Mengajarkan Ilmu.
Yang dimaksud dengan ilmu di sini adalah ilmu
yang bermanfaat yang dapat memberikan pengetahuan kepada manusia tentang
agamanya, mengenalkan Allah ta’ala kepada dirinya, menunjukannya kepada
jalan Allah yang lurus. Begitu juga ilmu yang mengenalkan antara petunjuk dan
kesesatan, kebenaran dan kebathilan, serta yang halal dan yang haram.
2.
Mengalirkan Air dari Sungai.
Maksudnya adalah membuat saluran air, baik
dari mata air maupun sungai. Sehingga air tersebut bisa mengalir ke perumahan
penduduk dan tempat-tempat bercocok tanam. Oleh karenanya masyarakat bisa
mempergunakan air itu untuk keperluan minum, menyirami tanaman, dan untuk
minuman hewan ternak.
Dengan amalan yang mulia ini berarti ia telah
berbuat baik kepada manusia dan menghilangkan kesusahannya, yaitu dengan
memudahkannya mendapatkan air untuk keperluan hidup sehari-hari, sebab air
adalah sumber kehidupan yang paling penting bagi manusia.
3.
Menggali Sumur.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah z, bahwasanya Rasulullah n bersabda: Ada seorang lelaki di tengah
perjalanan yang sangat kehausan, kemudian ia menemukan sumur, lalu ia turun dan
meminum airnya, ketika ia keluar dari sumur tiba-tiba ada anjing menjulurkan
lidahnya sedang memakan tanah karena sangat kehausan. Lelaki itu berkata:
“Anjing ini begitu kehausan seperti yang aku rasakan tadi,” lalu ia turun lagi
dan memenuhi sepatunya dengan air, kemudian ia memberi minum anjing itu. Maka
Allah pun bersyukur kepadanya dan mengampuninya”. Para Sahabat bertanya: Apakah pada binatang-binatang
pun kami bisa mendapatkan pahala? Rasulullah n menjawab: Pada setiap yang berjiwa ada pahalanya.
(HR. Bukhari & Muslim)
Di dalam hadits ini Allah azza wa jalla
bersyukur dan mengampuni seorang hamba yang mengambilkan air dari sumur untuk anjing yang sangat kehausan. Lantas
bagaimana dengan orang yang menggali sumur dan dan menjadi penyebab adanya
sumur itu, sehingga makhluk hidup bisa minum darinya, atau mengambil
manfaatnya, tentu pahalanya akan lebih banyak lagi.
4.
Menanam Pohon Kurma.
Ketahuilah, pohon
kurma adalah Sayyidul Asyjaar (tuannya pepohonan), pohon yang paling
utama, berlimpah manfaatnya dan bisa dirasakan oleh banyak manusia di dunia.
Oleh karenanya, siapa saja yang menanam pohon kurma dan mendermakan buahnya
bagi banyak manusia, sungguh pahalanya akan mengalir terus-menerus setiap kali
ada orang yang menyantap buahnya atau ada yang memanfaatkannya, baik itu
manusia ataupun hewan.
Itulah pahala bagi orang yang bisa menanam
pohon kurma, ia akan selalu mendapatkan pahala setiap kali ada orang yang
memanfaatkanya. Disebutkanya pohon kurma di sini secara khusus, hal ini tidak
menunjukan hanya pohon kurma saja, akan tetapi karena pohon ini memiliki keutamaan
dan keistimewaan dibanding pohon selainnya.
5.
Membangun Masjid.
Masjid merupakan tempat yang telah diizinkan
oleh Allah untuk ditinggikan dan disebut nama-Nya di dalamnya. Ketika dibangun
masjid maka akan didirikan sholat di dalamnya, al-Qur`an dibacakan, Allah
didzikiri atau diingat, ilmu disebarkan, dan tempat berkumpulnya umat Islam
untuk membahas kemaslahatan umat. Bagi orang yang membangun masjid akan
mengalir kepadanya seluruh pahala tersebut. Hal ini telah dijelaskan oleh
Rasulullah n di dalam hadits shohih dari Abu Hurairah z, bahwa Rasulullah n bersabda:
مَنْ بَنَى مَسْجِدًا يَبْتَغِى بِهِ وَجْهَ اللَّهِ بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِى الْجَنَّةِ
Siapa saja yang membangun sebuah masjid karena mengharap wajah Allah,
niscaya Allah akan membangunkan baginya sebuah rumah di surga. (HR. Bukhari & Muslim)
6.
Membagikan Mushaf.
Caranya bisa dengan mencetak mushaf atau
membelinya dan diwakafkan di masjid atau tempat-tempat lain, sehingga umat
Islam bisa mengambil manfaatnya. Orang yang mewakafkan mushaf, ia akan
memperoleh pahala yang besar setiap kali ada orang yang membacanya,
mentadabburinya, dan mengamalkan isi
kandungannya.
7.
Mendidik Anak.
Yaitu mendidik anak dengan baik sesuai ajaran
Islam, bersungguh-sungguh untuk menumbuhkembangkannya dalam ketakwaan dan
kebaikan, sehingga anak tumbuh menjadi sempurna dan shalih. Sehingga anak
tersebut mendoakan kedua orang tuanya dengan kebaikan, dan memintakan kasih
sayang serta ampunan kepada Allah ta’ala bagi keduanya. Itulah anak yang
bermanfaat bagi mayit ketika ia berada di alam kuburnya.
BERSUNGGUH-SUNGGUH
UNTUK MERAIHNYA
Beberapa amalan tersebut bisa diraih oleh
seorang hamba apabila hamba itu berusaha dengan sungguh-sungguh dalam
melakukannya, setelah mendapatkan taufik dari Allah subhanahu wa ta’ala,
sehingga pahala amalannya akan terus mengalir walaupun ia sudah mati.
SEBUAH SYAIR
As-Suyuthi v telah
mengumpulkan ketujuh amalan di atas dalam beberapa bait syair menjadi sepuluh
amalan setelah digabungkan dengan riwayat yang lain.
Beliau v berkata:
إِذَا مَاتَ اِبْنُ آدَمَ لَيْسَ يَجْــرِيْ عَلَيْهِ مِنْ فِــعَالٍ غَيْرِ عَــشْـرِ
عُلُوْمٌ بَثَّــهَا وَ دُعَـاءُ نَجْــلِ وَ غَرْسُ النَّخْلِ وَ الصَّدَ قَاتُ تَجـْرِيْ
وِرَاثَةُ مُصْحَـفٍ وَرِبـَاطُ ثَـغْـرِ وَ حَفْرُ الْبِئْـرِ أَوْ إِجْرَاءُ نَــهْــرِ
وَ بَيْتٌ لِلْغَـرِيْبِ بَنَـــاهُ يَأْوِيْ إِلَـيْهِ أَوْ بِنَـاءُ مَحَـــلِّ ذِكْــرِ
Bila manusia telah meninggal dunia, akan mengalir
kepadanya sepuluh perkara:
Ilmu yang bermanfaat, Doa anak shalih, Menanam pohon
kurma, Shodaqoh jariyah
Membagikan mushaf, Menjaga perbatasan, Menggali sumur,
Mengalirkan air sungai,
Membangun rumah untuk musafir dan Membangun tempat
berdzikir (masjid).
Ucapan penulis, “wa ribaathu tsaghri” (menjaga
daerah perbatasan perang) penguatnya adalah hadits Umamah z dan hadits lain yang diriwayatkan Muslim di dalam kitab shohihnya
dari Salman al-Farisi z.
Salman berkata: Aku pernah mendengar Rasulullah n bersabda:
رِباطُ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ خَيْرٌ مِنْ صِيَامِ شَهْرٍ وَقِيَامِهِ، وَإِنْ مَاتَ جَرَى عَلَيْهِ عَمَلُهُ الَّذِى كَانَ يَعْمَلُهُ، وَأُجْرِىَ عَلَيْهِ رِزْقُهُ وَأَمِنَ الْفَتَّانَ.
Menjaga daerah perbatasan sehari semalam lebih baik dari
pada mengerjakan puasa dan sholat malam sebulan penuh, sekiranya ia mati maka
pahala amalan yang ia lakukan itu akan terus mengalir, serta ia akan diberikan
rizki dan aman dari fitnah.
Maksudnya adalah pahala amalannya akan bertambah sampai
hari kiamat dan ia akan aman dari fitnah atau pertanyaan di alam kubur.
PENUTUP
Akhirnya kita memohon kepada Allah azza wa jalla
semoga kita diberi taufik untuk selalu berada di dalam kebaikan dan dapat
melaksanakan sebagian perkara yang telah disebutkan atau bahkan seluruhnya,
serta semoga Dia menunjukan kepada kita jalan yang lurus dan menolong kita di
hari kiamat kelak. Amin.
[Diterjemahkan secara
bebas oleh Ahmad Taufik dari selebaran yang berjudul سَبْعٌ يَجْرِي لِلْعَبْدِ أَجْرُهُنَّ وَهُوَ فِي قَبْرِهِ بَعْدَ مَوءتِهِ
karya Prof. Dr.
Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin al-‘Abbad al-Badr, terbitan Dar al-Khudhoiri]
No comments:
Post a Comment